Sabtu, 17 Desember 2011

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DENGAN STUDI KEPUSTAKAAN

Bahan pustaka merupakan teknik pengumpulan data melalui teks-teks tertulis maupun soft-copy edition, seperti buku, ebook, artikel-artikel dalam majalah, surat kabar, buletin, jurnal, laporan atau arsip organisasi, makalah, publikasi pemerintah, dan lain-lain. Bahan pustaka yang berupa soft-copy edition biasanya diperoleh dari sumber-sumber internet yang dapat diakses secara online. Pengumpulan data melalui bahan pustaka menjadi bagian yang penting dalam penelitian ketika peneliti memutuskan untuk melakukan kajian pustaka dalam menjawab rumusan masalahnya. Pendekatan studi pustaka sangat umum dilakukan dalam penelitian karena peneliti tak perlu mencari data dengan terjun langsung ke lapangan tapi cukup mengumpulkan dan menganalisis data yang tersedia dalam pustaka. Selain itu, pengumpulan data melalui studi pustaka merupakan wujud bahwa telah banyak laporan penelitian yang dituliskan dalam bentuk buku, jurnal, publikasi dan lain-lain. Sehingga hasil laporan penelitian itu akan menjadi data lebih lanjut yang dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut pula. Hal itu terjadi karena sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Dengan demikian, studi pustaka sangat tergantung pada penulisan hasil laporan atau fenomena yang ada dalam masyarakat diungkapkan melalui teks tertulis. Semakin banyak laporan penelitian maupun ‘printed phenomenons’ maka semakin kaya pula data yang tersedia dalam studi pustaka. Dengan begitu, penelitian akan mudah dilakukan dalam rentang waktu yang singkat karena data yang diperlukan mudah didapat peneliti. Hal penting dalam teknik ini adalah peneliti harus mencantumkan sumber yang ia dapat dalam bentuk sistem referensi yang terstandardisasi. Sehingga, darimana data itu diperoleh akan jelas dan mudah untuk croscheck ulang.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DENGAN OBSERVASI

Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung terjun ke lapangan menjadi partisipan (observer partisipatif) untuk menemukan dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu, Tinjauan hukum Islam terhadap sistem ganti rugi pengiriman barang yang hilang atau rusak.
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Sifat: Tidak ada interaksi antara obyek yang diamati dengan pengamat/pengumpul data.

Ø Persiapan Observasi:
ü Isi pengamatan : data apa yang akan diamati ?
ü Obyek pengamatan : apa/siapa yang diamati ?
ü Alat pengamatan : pengamatan langsung atau menggunakan alat bantu ?
ü Waktu pengamatan : kapan pengamatan akan dilakukan ?
ü Dokumentasi pengamatan : pencatatan langsung atau menggunakan alat bantu

Ø Kelebihan Observasi:
1. Data yang diperoleh up to date terbaru) karena diperoleh dari keadaan yang terjadi pada saat itu (pada saat berlangsungnya peristiwa tersebut).
2. Data lebih obyektif dan jujur karena obyek yang diteliti atau responden tidak dapat mempengaruhi pengumpul data (menutupkemungkinan manipulasi).
Ø Kelemahan Observasi:
1. Memerlukan banyak waktu.
2. Tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data masa lalu dan masa mendatang.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan sikap dan motivasi serta perilaku responden.

Ø Macam-macam observasi:
Observasi Partisipatif, yang terbagi menjadi: Observasi yang Pasif, Observasi yang Moderat, Observasi yang Aktif, dan Observasi yang Lengkap.
ü Observasi Terus Terang dan Tersamar
ü Observasi tak Terstruktur
ü Observasi Partisipatif
· Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti (Susan Stainback:1998)
· Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)
· Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
· Partisipasi Moderat :Peneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan saja, tidak semua kegiatan.
· Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap
· Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber
ü Observasi Terus Terang atau Tersamar
· Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
· Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber.
ü Observasi tak Berstruktur
· Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas
· Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi
Ø Manfaat Observasi
· Menurut Nasution (1988)
· Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
· Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
· Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
· Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
· Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
· Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
Ø Obyek observasi
1. Space : Ruang dalam aspek fisiknya
2. Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3. Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4. Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5. Act : Perbuatan / Tindakan tertentu
6. Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7. Time : Urutan Kegiatan
8. Goal : Tujuan yang ingin dicapai
9. Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang
Ø Tahapan Observasi
  • Observasi Deskriptif :
1. Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan dhttp://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5433466155911752501eskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.
3. Observasi Terfokus : Observasi dipersempit pada aspek tertentu
4. Observasi Terseleksi : Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori.
Sumber :
http://girlycious09.wordpress.com/2011/03/27/teknik-pengumpulan-data/
http://septianidwii.blogspot.com/2011/12/teknik-pengumpulan-data-dengan_5296.html

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DENGAN WAWANCARA

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).
Sifat: Terdapat interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan responden.
  • Sebelum wawancara dimulai:
§ Menerangkan maksud wawancara dikaitkan dengan tujuan penelitian.
§ Menjelaskan mengapa responden dipilih untuk diwawancarai.
§ Menjelaskan identitas dan asal-usul pewawancara.
§ Menjelaskan sifat wawancara: terbuka atau tertutup (rahasia).
  • Kelebihan teknik wawancara:
1. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
  • Kekurangan teknik wawancara:
1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.
4. Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
  • Macam-macam Wawancara
1. Wawancara Terstruktur
2. Bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
3. Peneliti sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawaban.
4. Wawancara Semi Terstruktur
5. Dilaksanakan lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
6. Bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
7. Wawancara tak berstruktur
8. Dilakukan secara bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara secara sistematis.
9. Pedoman yang digunakan hanya garis-garis besar permasalahan.
10. Peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan
  • Langkah-langkah Wawancara
1. Menurut Lincoln & Guba, ada 7 langkah :
2. Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan.
3. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
4. Mengawali atau membuka wawancara.
5. Melangsungkan alur wawancara.
6. Mengonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
7. Menuliskan hasil wawancara.
8. Identifikasi tindak lanjut hasil wawancara.
  • Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman.
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat.
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan.
4. Pertanyaan tentang pengetahuan.
5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera.
  • Hal-hal yang Berkenaan dengan Wawancara
Alat-alat wawancara :
ü Buku Catatan
ü Tape Recorder
ü Camera
ü Mencatat Hasil Wawancara
ü Hasil wawancara harus dicatat.
ü Untuk wawancara yang dilakukan secara. terbuka & tidak berstruktur, peneliti perlu rangkuman yang lebih sistematis.
Sumber :

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DENGAN ANGKET

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Sifat: terdapat interaksi antara obyek yang diamati dengan pengamat/pengumpul data.

  • Secara umum isi dari kuesioner dapat berupa:
1. Pertanyaan tentang fakta. Fakta yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang berhubungan dengan responden, seperti umur, pendidikan, agama. Informasi yang diketahui oleh responden juga dikategorikan dalam fakta.
2. Pertanyaan tentang pendapat. Menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang persepsi diri. Mengenai cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan.

  • Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan
    Jika dikaitkan dengan leluasa tidaknya responden memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, pertanyaan dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Pertanyaan tertutup
Kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lainnya.
2. Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas memberikan jawaban.
3. Kombinasi tertutup dan terbuka
Jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka
4. Pertanyaan semi terbuka
Jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
Pertanyaan yang dibuat harus mempunyai hubungan yang relevan dengan permasalahan pokok dan harus dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pertanyaan seyogyanya harus dapat dijawab oleh responden dalam waktu singkat. Dalam menyusun pertanyaan setidaknya ada dua hal yang perlu dipikirkan, yaitu isi dari setiap item pertanyaan dan hubungan antara item dengan item dalam keseluruhan kuesioner.
  • Cara pemakaian kuesioner:
§ Tatap muka dengan sumber data/responden secara kelompok atau perorangan.
§ Melalui telepon.
§ Melalui pos (surat).

  • Kelebihan Survei secara langsung.
§ Dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas.
§ Dalam hal tertentu, efisien dalam penggunaan waktu pengumpulan data.

  • Kelemahan Survei:
§ Ada informasi terselubung dari responden khususnya untuk informasi yang berkaitan dengan sifat, motivasi atau perilaku responden.
§ Responden terkadang:
§ Data yang diperoleh autentik, obyektif dan jujur karena berasal dari sumber data (responden) tidak menjawab apa adanya tetapi apa yang sebaiknya.
§ Responden terlalu dibatasi pada jawaban-jawaban tertentu.
§ Responden sering tidak mengembalikan kuesioner.
§ Sering muncul jawaban-jawaban yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Sumber :